Kamis, 27 Oktober 2011

makalah perencanaan dan evaluasi penyuluhan


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sektor agraris merupakan sektor utama bagi kehidupan manusia. Indonesia sebagai negara agraris menempatkan pertanian pada posisi penting. Oleh karena itu dalam pembangunan pertanian, sektor agraris menjadi prioritas dalam pengembangannya. Hal ini mendorong para pelaku pembangunan pertanian berupaya semaksimal mungkin dalam merencanakan program-program di bidang pertanian. Berbagai program pertanian direncanakan demi mempermudah dalam proses pelaksanaannya.
Program peratanian adalah rencana kegiatan pertanian yang dibuat dengan sengaja dan mempunyai jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan evaluasi adalah suatu bentuk penelitian ilmiah yang berdasarkan data dan fakta, untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan suatu program. Evaluasi juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk kelanjutan program tersebut. Apakah akan dihentikan atau dilanjutkan dengan perbaikan pada setiap tahap-tahapannya.
Dalam praktikum perencanaan dan evaluasi program penyuluhan pertanian kali ini kami mengkaji keadaan Desa Separi III, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kukar dengan cara menganalisis data monografi sehingga kita dapat menetapkan masalah-masalah yang terjadi di desa tersebut. Penetapan masalah dilakukan melalui identifikasi impact point teknis, ekonomis dan sosial. Setelah menetapkan masalah, maka kita dapat menetapkan suatu program untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam upaya peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Setiap program perlu dievaluasi demi perbaikan program berikutnya dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tersebut. Oleh karena itu setelah program yang kita tetapkan sudah berlangsung maka perlu diadaka evaluasi dengan cara menyakan kepada petani tentang program tersebut yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian praktikum perencaan dan evaluasi program ini sangat bermanfaat karena dapat melatih kita untuk menetapkan suatu program berdasarkan keadaan dan masalah yang terjadi di wilayah tertentu. Selain itu juga dapat melatih kita untuk melakukan suatu evaluasi terhadap suatu program yang telah kita tetapkan. Dengan demikian kita dapat mengukur tingkat keberhasilan
B.        Tujuan
                        Tujuannya adalah mencapai pertanian yang tangguh, agar pemenuhan produksi hasil pertanian semakin meningkat dan dapat mensejahterakan petani, sehingga petani tidak rugi dalam produksi hasil-hasil pertanian, memberikan penyuluhan atau pendidikan singkat mengenai peralatan pertanian serta pendukungnya.

C.        Input / Output
Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan atau pendidikan singkat, yang dalam hal ini adalah alat-alat peraga (traktor, pupuk, streser, dll), sehingga dapat dimengerti oleh para petani.
Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk yang dihasilkan (fisik dan atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan.
D.        Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah dapat langsung dirasakan oleh para petani sehingga petani yang tidak tau menggunakan teknologi pertanian dan tatacara penggunaannya menjadi tau dan dapat mengerti menggunakannya, sehinnga produksi hasil pertanian dapat meningkat secara optimal dan dapat memenuhi pasar.
II.        Impact point
Indikator dampak adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan lain dari capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan yaitu :
- Terjaminnya mutu dan efektivitas pemberian peralatan pertanian sehingga dapat menunjang produksi hasil pertanian.
- Terwujudnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani pengguna peralatan pertanian dan pembenah tanah.




III.       Evaluasi Coba – coba
Impact Point Teknis
1.                   Penyusunan instrumen
Kegiatan
Keterangan
Aktual
rekomendasi
·                      benih
·                      bercocok tanam
·                      pemupukan
·                      penyiangan
·                      pengairan
Varietas unggul (30)
Varietas lokal (25)
Larikan(28)
Tidak larikan(22)
Sesuai dosis(45)
Tidak sesuai dosis(25)
Tepat waktu(26)
Tidak tepat waktu(20)
Sampai ke petakan(15)
Tidak sampai ke petakan(17)
60
40
50
50
25
75
55
45
48
52
Tdk tjd impack point
Tdk tjd impack point
Tjd impact point
Tdk tjd impack point
Tdk tjd impack point
Impact point teknis terjadi pada
1.                   Penerapan sampel
Lokasi pengambilan sampel adalah Desa Kebonromo. Kelompok tani yang diambil sampel adalah Kelompok Tani Tunas Harapan dan Kelompok Tani Sri Rejeki. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang/responden.
2.      Pengolahan data
Hal-hal yang berkaitan dengan produksi antara lain; pemilihan benih, cara bercocok tanam, pemupukan, penyiangan, dan pengairan. Masing-masing proses akan diberi skor untuk membedakan masing-masing metode yang digunakan dalam setiap prosesnya.
Dalam pemilihan benih, 40 orang menggunakan varietas unggul dan 10 orang menggunakan varietas lokal. Bagi responden ynag menggunakan varietas unggul mendapat skor 15 dan varietas lokal mendapat skor 7. berarti sebagian besar  responden sudah menggunakan varietas unggul yang dianjurkan.
Bercocok tanam yang dilakukan adalah dengan larikan dan tidak larikan. Cara bercocok tanam dengan larikan dinilai lebih baik dengan skor 20 dibanding tidak larikan tidak larikan dengan skor 10. seluruh responden bercocok tanam dengan larikan. Dengan demikian sistem larikan sudah diterapkan oleh semua responden.
Selanjutnya, responden yang melakukan pemupukan sesuai dosis sebanyak 35 orang dengan skor 20 dan responden yang melakukan tidak sesuai dosis sebanyak 15 orang dengan skor 10. sebagian besar responden sudah dengan dosis anjuran/rekomendasi.
Begitu pula dengan penyiangan, sebanyak 33 responden melakukan penyiangan tepat waktu dan 17 orang melakuakan penyiangan tidak tepat waktu. Walaupun pemilihan benih, cara bercocok tanam, penyiangan, dan pemupukan yang dilakukan responden sebagian besar sudah sesuai akan tetapi pengairan yang tidak seluruhnya sampai ke petakan sawah masing-masing menjadi kendala. Karena air sebagai sarat kelangsungan pertumbuhan tanaman, berarti kelangsungan tanaman kurang terjamin yang menyebabkan produksi juga kurang bisa terjamin. Hal ini ditunjukkan dengan hanya 10 orang yang pengairannya sampai ke petakan.
3.      Penarukan kesimpulan
Dalam kegiatan produksi, selain pemilihan benih; cara bercocok tanam; pemupukan; dan penyiangan yang sesuai, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah masalh pengairan sebagai penunjang pertumbuhan tanaman agar produksi sesuai dengan harapan.
Impact Point Ekonomi
Penyusunan instrumen
Kegiatan
Keterangan
Jawaban
Ya
Tidak
Jumlah
Jumlah
·                      Perencanaan usaha tani
·                      Pengelolaan usaha tani
·                      Analisis usaha tani
-    identifikasi kebutuhan pasar
-    identifikasi jaringan ketersediaan agroinput
-    menyusun kalender usaha tani
-    membuat perencanaan dan rencana kerja
-    membuat pembukuan usaha tani
-    menghitung margin pemasaran
-    membuat catatan mengenai harga komoditas
-    menghitung efisiensi pemasaran
-    menghitung biaya usaha tanaman pangan
-    menghitung hasil usaha
-    menghitung pendapatan keluarga
-    menghitung keuntungan usaha
-    membuat analisis B/C rasio
11
50
50
42
2
38
2
41
50
50
11
0
9
39
0
8
48
12
48
19
0
0
39
50
41
Skor tertinggi : 356
Skor terendah : 294
→ impact point ekonomi : tidak menghitung keuntungan usaha (50 orang)
1.    Penerapan sampel
Lokasi pengambilan sampel adalah Desa Kebonromo. Kelompok tani yang diambil sampel adalah Kelompok Tani Tunas Harapan dan Kelompok Tani Sri Rejeki. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang/responden.
2.      Pengolahan data
Identifikasi impact point ekonomi meliputi : perencanaan usaha tani, pengelolaan usaha tani, dan analisis usaha tani. Penyusunan instrumen disini menggunakan jawaban “ya” dan “tidak”.
Dalam perencanaan usaha tani, sebagian besar sudah dilakukan. Yaitu: identifikasi kebutuhan pasar, identifikasi jaringan ketersediaan agroinput, menyusun kalender usaha tani, membuat perencanaan dan rencana kerja. Akan tetapi ada 39 orang yang tidak melakukan identifikasi kebutuhan pasar sehingga pasar bukan menjadi tujuan budidaya. Biasanya mereka adalah petani subsisten yang produksinya tidak untuk dijual melainkan dikonsumsi sendiri. Ada 8 orang yang tidak membuat perencanaan program dan rencana kerja.
Pengelolaan usaha tani meliputi: membuat pembukuan usaha tani, hanya 2 orang yang melakukannya dan sisanya tidak mebuat pembukuan. Sebanyak 38 orang menghitung margin pemasaran. Pencatatan harga komoditas sebagian besar tidak dilakukan oleh responden, hanya 2 orang yang melakukan pencatatan harga komoditas. Akan tetapi sebanyak 41 orang menghitung efisiensi pemasaran. Dalam pengelolaan usaha tani sebagian responden menjawab “tidak”.
Demikian halnya denga analisis usaha tani, sebagian besar responden menjawab “tidak”. Jawaban “ya”, diberikan seluruh responden dalam menghitung biaya usaha tanaman pangan dan dalam penghitungan hasil usaha sebaliknya. Jawaban “tidak” dari seluruh responden dalam menghitung keuntungan usaha. Sedangkan sebagian besar responden tidak menghitung pendapatan maupun keuntungan keluarga. Dengan demikian, hal inilah yang menyebabkan produksi pertaniaannya hanya sekedar mencukupi kebutuhan atau bahkan kurang mencukupi. Akan tetapi belum bisa sebagai kebanggan yang mensejahterakan keluarga/masyarakat tani dan bisa menjadi andalan di pasar.
3.      Penarikan kesimpulan
Dalam usaha tani, selain pengelolaan usaha tani yang maksimal dan perencanaan yang matang perlu juga dilakukan analisis usaha tani karena dari analisis dapat menentukan langkang-langkah perbaikan yang harus dilakukan di musim tanam berikutnya dari musim tanam saaat ini jika terdapat kekurangan.
Impact Point Sosial
1.                            Penyusunan instrumen
Kegiatan
Keterangan
Jawaban
Ya/baik
Tidak/buruk
Jumlah
Jumlah
·                      Dinamika kelompok
·                      Dinamika organisasi sosial
·                      Kepemimpinan
-    Penghayatan tujuan kelompok
-    Mengembangkan dan membina kelompok
-    Menumbuhkan iklim kelompok
-    Koordinasi
-    Pengawasan
-    Supervisi
-    Mengatasi konflik
-    Hubungan pimpinan dan anggota
-    Struktur tugas
-    Kedudukan
25
19
48
30
24
21
25
26
42
40
25
31
2
20
26
29
25
24
8
10
Skor tertinggi : 300
Skor terendah : 200
→ impact point sosial : tidak/buruknya partisipasi kelompok dalam mengembangkan dan membina kelompok (31 orang)

1.      Penerapan sampel
Lokasi pengambilan sampel adalah Desa Kebonromo. Kelompok tani yang diambil sampel adalah Kelompok Tani Tunas Harapan dan Kelompok Tani Sri Rejeki. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang/responden.
2.      Pengolahan data
Impact point sosial meliputi : dinamika kelompok, dinamika organisasi  sosial dan kepemimpinan. Disini responden diminta untuk memberikan jawaban dalam bentuk “ya/baik” atau “tidak/buruk”.
Dinamika kelompok meliputi kegiatan : penghayatan tujuan kelompok, mengembangkan dan menbina kelompok, dan menumbuhkan iklim kelompok. Sebanyak 25 orang menjawab penghayatan tujuan kelompok “ya/baik” dan sisanya menjawab “tidak/buruk”. Tetapi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok, 31 orang menjawab “tidak/buruk”. Hal inilah yang menimbulkan permasalahan. Sedangkan 48 orang menjawab “ya/baik” dalam mengembangkan iklim kelompok.
Dalam dinamika organisasi sosial, koordinasi yang ada dirasa “ya/baik” oleh 30 orang. Pengawasan dan supervisi dikatakan “ya/baik” oleh masing-masing 21 dan 24 orang sedang 29 dan 26 orang menyatakan “tidak/buruk”. Dalm mengatasi konflik 25 orang menyatakan “ya/baik” dan sisanya menyatakan “tidak/buruk”.
Kepemimpinan terdiri atas hubungan pimpinan dan anggota, struktur tugas, dan kedudukan pemimpin. Sebagian besar responden menyatakan ketiganya “ya/baik”.
3.      Penarikan kesimpulan
Dari impact point sosial yang terdiri atas dinamika kelompok, dinamika organisasi  sosial dan kepemimpinan, permasalahn terletak pada buruknya pengembangan dan pembinaan kelompok dengan rendahnya pertisipasi kelompok.

Contoh :
suatu keadaan dimana ada kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi dan adanya hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan atau kerugian. Dari identifikasi impact point diatas dapat diketahui bahwa masalah-masalah yang muncul pada usahatani padi di Desa Separi III adalah :
  1. Pada Impact Point Teknis :
    1. Masih banyak petani yang tidak menggunakan pupuk sesuai takarannya.
    2. Masih banyak petani yang menggunakan pestisida anorganik (kimia)
    3. Pada Impact Point Ekonomi :
      1. Masih banyak petani yang tidak menyusun pembukuan usahatani
      2. Belum ada petani yang menghitung keuntungan usaha
      3. Pada Impact Point Sosial :
Masih rendahnya partisipasi anggota dalam mengembangkan dan membina kelompok


Tabel 1 Penetapan Masalah di Desa Separi III
No
Masalah
Skor
Data aktual
Data potensial
1.
Penggunaan pupuk
  1. sesuai
  2. tidak sesuai
2
1
65
60
75
75
2.
Penggunaan pestisida
  1. organik
  2. anorganik
2
1
25
35
75
75
3.
Penyusunan pembukuan usaha tani
  1. ya
  2. tidak
2
1
0
15
75
75
4.
Menghitung keuntungan usaha
  1. ya
  2. tidak
2
1
55
45
75
75
5.
Partisipasi anggota dalam kelompok
  1. tinggi
  2. rendah
2
1
0
25
75
75
Dari berbagai masalah yang terjadi di Desa Separi III baik pada impact point teknis, ekonomi maupun sosial maka ditetapkan masalah-masalah yang akan di tangani yaitu:
1.      Penggunaan pestisida anorganik (kimia) oleh sebagian besar petani di Desa Separi III
2.      Tidak adanya satu pun petani yang menyusun pembukuan dari usaha tani
3.      Rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam mengembangkan dan membina kelompok
Menentukan/Menetapkan Tujuan
Dari masalah-masalah yang telah ditetapkan dengan impact point baik teknis, ekonomis maupun sosial, maka tujuan dari program ini adalah :
1.      Petani dapat menggunakan pestisida organik
2.      Petani mampu menyusun pembukuan usaha tani
3.      Petani berpartisipasi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok
Menetapkan Cara Mencapai Tujuan
Untuk mencapai tujuan dapat dilakukan dengan cara pembuatan matriks yang meliputi masalah, tujuan, metode, volume, sasaran, petugas,  waktu, perlengkapan, biaya.

EVALUASI PROGRAM
1.      A. Menetapkan Indikator
Tabel 2 Penetapan Indikator
No
Tujuan
Aspek
Indikator
1.
2.
3
Petani dapat menggunakan pestisida organik
Petani mampu menyusun pembukuan usaha tani
Petani berpartisipasi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok
Psikomotorik
Psikomotorik
Psikomotorik
Kecepatan : 2 jam/ ha
Ketepatan  : 5 liter/ha
Kecepatan : 1 musim tanam
Ketepatan : sesuai dengan pendapatan dan penegeluaran
Kecepatan : setiap saat
Ketepatan : sesuai dengan program
B. Membuat Alat Pengukur untuk Mengukur Kemampuan Psikomotorik
Tujuan : Petani dapat menggunakan pestisida organik
Untuk mengukur tujuan tersebut digunakan pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apakah bapak sudah menggunakan pestisida organik?
2.      Apakah bapak sudah menggunakan pestisida organik sesuai dosis?
3.      Mengapa bapak lebih memilih menggunakan pestisida organik?
Tujuan : Petani mampu menyusun pembukuan usaha tani
Untuk mengukur tujuan tersebut digunakan pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apakah bapak menyusun pembukuan usahatani?
2.      Mengapa bapak membuat pembukuan usahatani?
3.      Manfaat apa yang bapak peroleh dari pembukuan usahatani?
Tujuan : Petani berpartisipasi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok
Untuk mengukur tujuan tersebut digunakan pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apakah bapak sudah berpartisipasi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok?
2.      Apa bentuk partisipasi bapak dalam kelompok?
3.      Sejak kapan bapak berpartisipasi dalam kelompok?
C. Menetapkan Standar dan Kriteria untuk Mengukur Keberhasilan Aspek Psikomotorik
Tabel 3 Penetapan Standar dan Kriteria untuk Mengukur Keberhasilan Aspek Psikomotorik
No
Tujuan
Standar
Kriteria
1
Petani dapat menggunakan pestisida organik
petani dapat menggunakan pestisida organik dengan takaran yang tepat
Sesuai : Petani menggunakan pestisida organik secara cepat dan tepat.
Kurang sesuai : Petani dalam menggunakan pestisida organik sudah cepat tetapi kurang tepat takarannya.
Tidak sesuai : petani dalam menggunakan pestisida tidak cepat dan tidak tepat.
2.
Petani mampu menyusun pembukuan usaha tani
Petani dapat membuat pembukuan usahatani sesuai  dengan input dan outputnya
Mampu : Petani mampu membuat dan menyusun pembukuan usaha tani dengan benar serta tepat waktu
Kurang mampu : Petani dapat menyusun pembukuan usaha tani  dengan benar tetapi tidak tepat waktu
Tidak Mampu : Petani tidak mampu menyusun pembukuan usaha tani dengan tidak benar dan tidak tepat waktu
3.
Petani berpartisipasi dalam pengembangan dan pembinaan kelompok
Petani ikut berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan pembinaan kelompok
Aktif : Petani senantiasa mengikuti segala macam kegiatan pengembangan dan pembinaan kelompok
Kurang aktif : Petani jarang mengikuti kegiatan pengembangan dan pembinaan kelompok
Tidak aktif : Petani tidak pernah mengikuti kegiatan pengembangan dan pembinaan kelompok